Jakarta, GATRAnews - Operator pelabuhan di Indonesia diminta memberikan perhatian terhadap pengembangan pelabuhan general
cargo di Indonesia, mengingat sebagian besar kegiatan distribusi logistik masih mengandalkan kapal jenis itu. Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto, mengatakan, pengembangan pelabuhan Kontainer dan Kargo Umum di Indonesia seharusnya bisa diseimbangkan, sebab tidak semua barang bisa diangkut dengan kontainer ataupun sebaliknya.
Menurut dia, pengembangan pelabuhan general cargo di Indonesia dapat dilakukan melalui peningkatan kapasitas dermaga, fasilitas bongkar muat bahkan melakukan modernisasi menjadi pelabuhan multipurpose sesuai dengan tingkat kebutuhannya.
Carmelita menjelaskan hingga saat ini, operator kapal general
cargo masih merasakan pelayanan kepelabuhanan yang tidak maksimal dan cenderung memicu biaya tinggi seperti waktu tunggu kapal untuk sandar yang mencapai 20 hari hingga 30 hari.
Belum lagi waktu tunggu kapal di dermaga akibat ketidaksiapan muatan sehingga operator kapal harus mengeluarkan dana ekstra seperti untuk menutupi biaya demorage yang tinggi, BBM dan sebagainya. “Kondisi ini memicu biaya tinggi dan meningkatkan beban logistik, ” katanya dalam siaran pers, Kamis (9/1).
INSA tidak menafikan jika sekarang masih banyak pelabuhan general kargo di Indonesia, tetapi infrastruktur, fasilitas hingga dermaganya sudah tidak memadai bahkan cenderung berkurang karena tidak dikembangkan, padahal kebutuhan angkutan general kargo masih sangat besar.
" Parahnya, sebagian besar pengembangan pelabuhan kontainer di Indonesia banyak mengurangi kapasitas pelabuhan bagi kargo umum karena lahan yang digunakan untuk pembangunan pelabuhan kontainer sebelumnya merupakan lahan bagi general kargo, " paparnya.
Menurut dia, pembangunan pelabuhan general kargo, termasuk pelabuhan Pelayaran Rakyat (Pelra) di Indonesia saat ini justru saat ini sudah mendesak. Selain untuk menurunkan biaya logistik nasional, juga dalam kerangka menciptakan pemerataan pembangunan nasional.
Sebab, katanya, dengan populasi dan kapasitas terpasang kapal jenis general cargo yang hingga kini masih sangat besar dibandingkan dengan kapal jenis kontainer, seharusnya operator pelabuhan di Indonesia memberikan perhatian yang seimbang terhadap angkutan general kargo.
Informasi dari Kementerian Perhubungan, hingga posisi Maret 2013, populasi kapal general
cargo di Indonesia mencapai 1. 194 unit atau 18, 71% terhadap total kapal niaga nasional dengan kapasitas terpasang mencapai 4, 1 juta DWT (dead weight tonnage).
Adapun populasi kapal kontainer tercatat sebanyak 210 unit atau hanya 2, 02% terhadap total armada niaga nasional dengan kapasitas terpasang sebanyak 2, 02 juta DWT. (*/DKu)
Sumber : http://www.gatra.com/ekonomi-1/45132-operator-pelabuhan-diminta-modernisasi-pelabuhan-general-cargo.html