Kargo bandara tidak
hanya menjadi lahan bisnis untuk sebagian perusahaan. Tetapi juga menjadi
masalah tersendiri. Di Bandara Sepinggan sendiri pernah beberapa kali mendapati
kargo barang yang berbahaya. Terjadi pada tahun 2007 silam di sebuah blog
menerbitkan berita jika Bandara Sepinggan mendapati pengiriman barang berbahaya
yaitu senjata dan bahan peledak.
Menghadapi hal ini pihak bandara lebih mengecek semua
dokumen kargo dari luar negeri bahkan mengeceknya dengan X-ray untuk melihat
isi kargo. X-ray digunakan sebagai detektor untuk menerawang adanya bahan logam
didalamnya. Tidak hanya itu barang berupa bahan kimia dimana yang tidak sesuai
dengan standar dokumen yang diberlakukan akan ditindak bekerja sama dengan
kepolisian. Biasanya kargo diperiksa ketat adalah barang impor dari luar negeri
dimana bandara pengiriman tidak memiliki detektor X-ray.
Kebijakan bandara ini setidaknya sebagai bentuk
pengamanan bandara dari kejadian tidak diinginkan. Walaupun inspeksi yang
dilakukan terhadap kargo ini akan membutuhkan waktu dan penanganan yang tidak
sebentar waktunya. Apalagi saat kargo barang yang harus diperiksa banyak. Maka
ketidakefisienan ini menjadi kendala. Tak jarang barang yang tidak dicurigai
lolos dari pemeriksaan. Ini kasus yang jarang terjadi.
Barang impor yang berbahaya seperti diatas lebih sering
dialami oleh kargo melewati laut. Karena melalui laut, dimana kapal memiliki
muatan yang besar dibandingkan dengan pesawat terbang. Hal ini sering kita
jumpai bahwa pengamanan pelabuhan tidaklah seketat bandara. Bahkan dari
kelayakan kargo muat saja sering berlebih. Hingga banyak pemberitaan tentang
kapal karam/terbalik karena kelebihan muatan.
Keamanan yang sering dilakukan oleh pihak pelabuhan atau
oleh Bakorkamla adalah patroli keamanan laut, pemeriksaan kargo, dan kerja sama
dengan instansi terkait. Apalagi kebutuhan masyarakat akan barang kebutuhan
baik primer, sekunder maupun tersier semakin besar. Sehingga pengiriman cargo
akan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Mengapa keamanan pelabuhan lebih rendah dibandingkan
dengan bandara? Hal paling mendasar adalah kurangnya prasarana yang mendukung
untuk mengamankan pelabuhan. Kurangnya peralatan modern dan personil menjadi
penyebab utama tidak optimalnya pengamanan yang dilakukan. Berbeda dengan
bandara yang lebih mudah diamankan karena jumlah kargo yang sedikit dan mudah
dalam hal koordinasi dengan instansi terkait. Belum lagi masalah wilayah.
Dimana pelabuhan lebih luas dibandingkan dengan bandara. Dengan demikian apapun
jalur kargo yang digunakan tetaplah harus memperhatikan keamanan kargo. Karena
semakin amannya kargo, semakin lancarnya pengiriman dan penerimaan kargo.